YANG DISERUH BERPUASA HANYA ORANG BERIMAN
Jika tidak salah hitung, Sabtu (27/5) mendatang, umat Islam yang beriman di seluruh penjuru dunia mulai melaksanakan ibadah puasa, 1438 H. Termasuk kaum muslimin di Kabupaten Sijunjung. Tentunya juga yang beriman.
Kenapa hanya orang yang beriman, karena hanya orang itu yang diseruh oleh Allah SWT untuk menunaikan sahum ini lewat ayat suci Al Quran, “yaayyuhallazi na’amanu kutibaalaikum mussiham kama kutiba alallazina mingkablikum laallakum tattakun. Hai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu bersahum (berpuasa) sebagaimana orang-orang sebelum kamu, mudah-mudahan kamu bertaqwa.
Bila Surat Al Baqarah (ayat 183) ini dicermati, yang diseruh Allah SWT untuk berpuasa, jelas hanya orang yang beriman. Justru itu, kalau nanti ada masyarakat Kabupaten Sijunjung yang tidak menunaikan ibadah puasa pada Ramadhan 1438 H, jangan salahkan mereka, sebab orang itu tidak diseruh oleh Allah SWT, karena tidak beriman.
Ramadhan memang hanya dirindukan oleh orang yang beriman, karena bulan itu sarat dengan kemuliaan dan keagungan serta penuh rahmad dan berkah bila diisi dengan kebajikan dan kebaikan yang penuh perhitungan.
Salah satu kemulian dan keagungan Ramadhan, adalah Lailatul Qadr. Allah SWT dalam firman-Nya menjelaskan, ”sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada Lailatul Qadr (QS al-Qadr:1).
Secara harfiyah laila berarti malam. Sedangkan Qadr berarti takaran, ukuran serta sesuatu yang bernilai dan sesuatu yang terbatas. Sebetulnya para ulama beragam dalam mengartikan dan menafsirkannya.
Ada yang menyebutnya dengan malam kemuliaan, karena pada malam itu Allah SWT menurunkan kitab suci Al Quran yang merupakan sumber kemuliaan manusia, sesuai firman Allah SWT yang artinya “sesungguhnya telah Kami turunkan kepada kamu sebuah kitab yang di dalamnya terdapat sebab-sebab kemuliaan bagi kamu. Maka apakah kamu tidak memahaminya?” (QS al-Anbiyaa:10).
Sebagian ulama juga mengartikan sebagai malam yang sangat bernilai. Sebab pada malam itu ketaatan manusia akan mendapat nilai yang tinggi dan pahala yang besar, yaitu senilai seribu bulan. Bila dihitung dengan kacamata bisnis, keuntungan yang diperoleh 300.000 persen (1.000 bulan x 30 hari x 10 kebaikan).
Justru itu, Rasulullah SAW bersabda, “sesunguhnya bulan Ramadhan telah hadir di tengah-tengah kalian. Di dalamnya terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan.
Siapa yang diharamkan dari malam tersebut, berarti ia telah diharamkan dari semua kebaikan, dan tidak ada yang diharamkannya melainkan orang-orang yang benar-benar merugi.” (HR Ibnu Majah dengan Sanad Hasan).
Cukup banyak sebenarnya ayat dan hadist yang menyebutkan keutamaan dan keagungan Lailatul Qadr. Diantaranya, Lailatul Qadr nilainya lebih baik dari seribu bulan. Artinya, ibadah yang dilakukan pada malam itu jauh lebih baik dari beribadah seribu bulan (QS al-Qadr:3).
Masalahnya sekarang, siapa orang yang mungkin akan memperoleh kesempatan untuk mendapat malam Lailatul Qadr itu? Tentu orang yang beriman, karena sesuai surat Al Baqarah ayat 183, yang diseruh Allah SWT untuk berpuasa, hanyalah orang yang beriman.
“Mungkinkah orang yang tidak diseruh Allah SWT, karena tidak beriman, memperoleh malam Lailatul Qadr? Marilah kita bertanya kepada rumput yang bergoyang, mungkin disana ada jawabnya.”
Kepada yang beriman dan diseruh Allah SWT, diucapkan selamat menunaikan ibadah puasa, mudah-mudahan memperoleh malam Lailatul Qadr dan menjadi orang yang bertaqwa. Amin Ya Rabal alamin. –nas@sijunjung.go.id