Minggu, Oktober 12, 2025
Beranda blog Halaman 39

Malam Puncak Galanggang Arang #5, Ribuan Warga Tumpah Ruah Padati RTH Muaro Sijunjung

0

MC Sijunjung – Seluruh rangkaian kegiatan Galanggang Arang #5 di Kabupaten Sijunjung ditutup.

Terlihat, ribuan warga tumpah ruah padati Ruang Terbuka Hijau (RTH) Logas Muaro dalam rangka menyaksikan malam puncak Galanggang Arang #5, Sabtu (27/7/24) malam.

Pada malam itu berbagai panggung pertunjukan seni budaya anak nagari ditampilkan mulai dari Kesenian Baombai, Batang Kuantan, Berlian Saiyo, Kalambu Suto, Parmato Putiah, Pusako Panai, Ranah Sijunjuang dan dimeriahkan oleh Artis Ibukota Yona Irma.

Kurator PIC Galanggang Arang, Dede Pramayoza mengucapkan terimakasih kepada Pemkab Sijunjung atas support dan dukungan dalam pergelaran Galanggang Arang #5 di Kabupaten Sijunjung.

“Selama kegiatan, alhamdulillah kita mendapat dukungan dari semua pihak. Seperti OPD dan anak nagari yang ikut andil dalam menyukseskan perhelatan Galanggang Arang Ranah Lansek Manih,” ucapnya.

Kemudian, Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek, Yayuk Sri Budi Rahayu mengatakan mengapa Galanggang Arang #5 ini dilaksanakan di Kabupaten Sijunjung.

Berbicara mengenai WTBOS, produksinya berada di Kota Sawahlunto atau lebih dikenal sebagai “Kota Arang” dan transportasinya menuju negara kolonial Belanda meliputi 8 kabupaten/kota se-Sumatera Barat.

“Kabupaten Sijunjung merupakan salahsatu daerah yang dilewati jalur kereta api dan awalnya menjadi pilihan utama untuk membawa “mutiara hitam” batubara dari Sawahlunto menuju “Negeri Kincir Angin” melewati Batang Kuantan,” ujarnya.

Ia berharap kepada pemangku kepentingan dan anak nagari agar merawat dan menjaga Warisan Dunia itu.

“Anak muda punya panggung kreativitas sembari belajar dan merawat kearifan lokal, sesuai dengan tema Galanggang Arang 2024 yakni Anak Nagari Merawat Warisan Dunia,” tutur Yayuk.

Sementara, Sekretaris Daerah Kabupaten Sijunjung, Dr. Zefnihan mengapresiasi kegiatan Galanggang Arang yang dilaksanakan di Kabupaten Sijunjung.

“Kegiatan ini sangat positif sekali. Sebab, helatan Galanggang Arang mengingatkan kita akan sejarah, disamping menjaga warisan budaya dunia, kita juga harus menjaga warisan budaya nasional terlebih khusus warisan budaya yang ada di Kabupaten Sijunjung,” ucapnya.  

Sekda berharap kegiatan itu menjadi agenda rutin dan terus digelar setiap tahun.

“Melalui Galanggang Arang ini kita tingkatkan pemahaman generasi muda akan sejarah dan pelestarian nilai-nilai budaya,” tukasnya. (Dicko)

Wabup Sijunjung Salurkan Bantuan Atensi 293 Penyandang Disabilitas Dari Kemensos RI

MC SIJUNJUNG – Kementerian Sosial Republik Indonesia memberikan bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (Atensi) bagi sebanyak 293 orang Penyandang Disabilitas di Kabupaten Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat.

Bantuan disalurkan melalui Sentra Terpadu Inten (STIS) Soeweno Bogor difasilitasi Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Sijunjung.

Bantuan tersebut di serahkan secara simbolis Wakil Bupati Sijunjung Iraddatillah kepada beberapa perwakilan penerima bantuan di Aula Rumah Dinas Bupati Sijunjug, Sabtu (27/7/2024).

Alhamdulillah, Hari ini kita menyerahkan secara simbolis bantuan atensi bagi Penyandang Disabilitas di Kabupaten Sijunjung.

Terimaksih kami ucapkan kepada Kemensos RI Sentra Terpadu Inten Soeweno Bogor karena sudah mewujudkan kebutuhan masyarakat kami,”ucapnya.

Dengan disalurkannya bantuan ini merupakan sebuah kebahagian bagi kami karena telah berhasil memenuhi kebutuhan masyarakat.

Kami berharap kedepannya bantuan dapat terus berlanjut dan para penerima juga bisa bertambah.

Selain itu, Kami berpesan kepada  Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) dan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) untuk selalu Berikan layanan terbaik kepada masyarakat.

“Teruslah berbuat kebaikan, Apa yg kita tanam itu yang kita tuai,”tutupnya.

Sementara itu, Kepala STIS yang di wakili Dede Kairu Firdaus  mengucapkan  terimakasih kepada pendamping PKH dan TKSK  atas kegigihan dalam memberikan data.

Janagan pernah lelah, insya Allah kita akan berusaha memenuhi kebutuhan saudara-saudara kita semaksimal mungkin.

Kadis Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Sijunjung Yofritas menjelaskan Bantuan Atensi juga disalurkan dengan metode pengantaran langsung ke rumah penerima.

Adapun bantuan yang diserahkan terdiri dari bantuan alat bantu, perlengkapan tidur, perlengkapan dapur, perlengkapan sekolah, perlengkapan perawatan diri dan modal usaha dengan anggaran sebesar Rp.411.626.500.-

(Noven)

Galanggang Arang #5 Di Sijunjung, Saatnya Anak Nagari Merawat Warisan Dunia

0

MC Sijunjung – Galanggang Arang edisi ke-5 yang digelar di Kabupaten Sijunjung mendapat sambutan hangat dari masyarakat, terutama kalangan guru, pelajar dan mahasiswa.

Diketahui, Galanggang Arang Anak Nagari Merawat Warisan Dunia adalah event yang digagas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berkolaborasi dengan Pemerintah Daerah di Sumatera Barat.

Event ini merupakan sebuah upaya melestarikan Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (WTBOS) yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO pada tahun 2019 lalu.

“WTBOS bukan hanya milik satu daerah, tetapi kepunyaan Kabupaten/Kota sepanjang jalur kereta api dari Stasiun Teluk Bayur hingga ke Stasiun Muaro di Kabupaten Sijunjung,” ungkap Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Puji Basuki kepada media, Sabtu (27/7/24).

“Hadirnya tambang batubara Ombilin di Sawahlunto juga memunculkan budaya baru di tengah kehidupan masyarakat dan masih banyak yang belum ternarasikan dengan sempurna. Sehingga ini menjadi tugas kita bersama untuk menggali hingga merawatnya,” tutur Puji.

Sebelumnya, Galanggang Arang itu telah digelar di Padang, Solok, Sawahlunto, dan Padang Pariaman.

Kurator PIC Galanggang Arang, Dede Pramayoza menyebut Galanggang Arang menjadi bagian dari kegiatan-kegiatan aktivasi yang dilakukan Warisan Budaya Dunia WTBOS.

“Sebagai suatu tinggalan kolonial, berbagai situs WTBOS di Sijunjung diyakini menyimpan banyak sekali kisah sejarah,” ujarnya.

Sementara, Novi Edmawati selaku Kepala SDN 17 Sijunjung mengakui banyak memanfaat Gelanggang Arang WTBOS ini dalam dunia pendidikan.

Dia mambawa 25 orang murid untuk melihat pameran dan mendengarkan story telling itu.

“Bukti sejarah berupa foto pajangan- pajangan  masyarakat Sijunjung pada zaman dahulu menambah wawasan dan pengetahuan bagi murid murid kami,” sebut Novi.

Dengan adanya bukti sejarah ini memberikan pengetahuan baru bagi anak-anak.

Apalagi, kata Dia, dalam kegiatan ini muridnya juga mengikuti cerita sejarah (story telling) yang disampaikan oleh Bpk Bujang Nasrul. 

“Gelanggang Arang ini, memberikan pengalaman belajar bagi siswa terutama sejarah perkeretaapian ombilin di stasiun logas Muaro,” tuturnya. (Dicko)

Hadiri Jalan Santai di Nagari Tanjung, Kadis Kominfo Sijunjung Sampaikan Bahaya Judi Online

0

MC Sijunjung – Pemerintah Nagari Tanjung, Kecamatan Koto VII bersama Mahasiswa KKN UNP menggelar kegiatan jalan santai dalam rangka perpisahan KKN UNP di Nagari Tanjung, Sabtu (27/7/24).

Jalan santai itu dimulai dari lapangan bola posko 82 Jorong Taruko dan dilanjutkan ke jalan lingkar Jorong Koto, kemudian ke Jorong Ujung Padang dan kembali ke lapangan posko 82 Taruko.

Kegiatan tersebut dihadiri Kepala Dinas Kominfo Sijunjung, David Rinaldo, Kepala Satpol PP dan Damkar, Syamsurijal, Camat Koto VII, Feri dan Wali Nagari Tanjung serta Kepala Jorong.

Dalam arahan Bupati Sijunjung yang diwakili Kepala Dinas Kominfo, David Rinaldo mengapresiasi atas kegiatan itu.

“Mari berolahraga untuk menjaga stamina, Jangan Malas Bergerak, jaga kebugaran dan kesehatan”, ucapnya.

Selain itu, Kadis Kominfo mensosialisasikan bahaya judi online dihadapan peserta jalan santai.

David mengajak para guru dan masyarakat berperan aktif menyampaikan bahaya judi online di lingkungan sekolah dan tempat tinggal.

Menurutnya, pemuda dan pemudi perlu meningkatkan literasi digital agar bisa terhindar dari praktik judi online.

“Tentu meningkatkan pemahaman literasi digital agar masyarakat memahami bahaya situs yang mungkin baik itu secara sosial, budaya, juga tidak sesuai dengan nilai-nilai,” ungkapnya.

Selain upaya pemerintah, kata David, perlu adanya peran aktif kalangan masyarakat, khususnya pemuda dan pemudi untuk mewujudkan generasi muda di Nagari Tanjung tidak terjerat praktik judi daring.

“Kita berharap kepada seluruh masyarakat, baik guru, pemuda serta tokoh agama, adat menjadi agen perubahan, agar dapat menyampaikan bahaya dari judi online ini kepada anak, cucu dan keponakan kita dirumah,” tukasnya.

Sementara, Wali Nagari Tanjung, Defrizal mengucapkan terima kasih kepada Mahasiswa KKN UNP atas pengabdiannya di Nagari Tanjung.

“Jalan santai ini kegiatan yang sangat positif. Ini merupakan gagasan dari adek-adek KKN UNP, kami sangat berterima kasih,” ucapnya.

Dikatakannya, jalan santai itu diikuti peserta didik mulai dari Paud, TK, SD dan SMP.

“Selain itu, juga diikuti kader PKK jorong, para guru, pemuda dan pemudi Nagari Tanjung. Serta bagi-bagi doorprize untuk peserta jalan santai,” tutupnya. (Dicko)

 

Galanggang Arang Anak Nagari Merawat Warisan Dunia di Sijunjung Dimulai, Ditandai Pemukulan Gendang

MC SIJUNJUNG – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sijunjung Puji Basuki, SP., MMA., melakukan pemukulan gendang pertanda dimulainya “Galanggang Arang, Anak Nagari Merawat Warisan Dunia,” pada Jumat, 26 Juli 2024 di Stasiun Padang Sibusuk, Sijunjung.

Pemukulan gendang ini dilakukan bersama delegasi Kemendikbud Binsar Manullang, Kurator Budaya Dr. Dede Pramayoza, S.Sn., MA., Kadisparpora Afrineldi, camat Kupitan, Kapolsek IV Nagari, wali nagari Padang Sibusuk serta tokoh masyarakat Hadiatulloh Montela.

Galanggang Arang Anak Nagari Merawat Warisan Dunia adalah event yang digagas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berkolaborasi dengan berbagai pihak.

Event ini merupakan sebuah upaya melestarikan Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (WTBOS) yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO pada tahun 2019 lalu.

“WTBOS bukan hanya milik satu daerah, tetapi kepunyaan Kabupaten/Kota sepanjang jalur kereta api dari Stasiun Teluk Bayur hingga ke Stasiun Muaro di Kabupaten Sijunjung,” ungkap Puji Basuki saat menyampaikan sambutan.

“Hadirnya tambang batubara Ombilin di Sawahlunto juga memunculkan budaya baru di tengah kehidupan masyarakat dan masih banyak yang belum ternarasikan dengan sempurna. Sehingga ini menjadi tugas kita bersama untuk menggali hingga merawatnya,” tutup Puji Basuki.

Galanggang Arang Anak Nagari Merawat Warisan Dunia yang digelar di Kabupaten Sijunjung kali ini adalah edisi ke-5 dan mendapat sambutan hangat dari masyarakat, terutama kalangan pelajar dan mahasiswa.

Rangkaian event yang berlangsung selama dua hari di Kabupaten Sijunjung ini akan diisi dengan berbagai kegiatan menarik dan tentunya ini adalah hal baru di kalangan masyarakat Sijunjung.

Hari pertama, saat pembukaan ditampilkan pantomim oleh Bilal bersama Alif dari SD IUT Yayasan Hajjah Siti Khadijah, Padang Sibusuk yang dibina langsung oleh Yethendra Bima Putra Malako Sutan.

Kemudian dilakukan story telling Ingatan Kolektif Masyarakat Sijunjung, berisikan narasi dan peranan Stasiun Padang Sibusuk di bidang ekonomi, sosial hingga politik pada masa sebelum dan sesudah kemerdekaan.

Sorenya, di Gedung Joang ’45 Muaro Sijunjung, juga dilakukan diskusi WTBOS bertajuk “Modernisme dan Kebangkitan Nasionalisme di Sijunjung”.

Pada Jumat malam, 26 Juli 2024 acara dilanjutkan dengan pemutaran film kebudayaan bertempat di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Logas, Muaro Sijunjung.

“WTBOS adalah warisan budaya dunia ke-9 dari Indonesia yang diakui UNESCO,” demikian diungkapkan Dede Pramayoza, selaku panitia dalam sambutan diawal acara.

Sebelum adanya jalan raya, “mutiara hitam” batubara dari Kota Sawahlunto diangkut menggunakan kereta api ke Pelabuhan Teluk Bayur untuk dibawa berlayar ke Negeri Belanda.

Adapun “Mak Itam”, kereta api dari dan ke Muaro Sijunjung berfungsi sebagai moda transportasi utama di zamannya.

“Kereta lewat dua kali setiap hari di Padang Sibusuk, terkadang jika ada kendala bisa menjadi dua kali seminggu dan terakhir lewat yaitu tahun 1974,” demikian diungkapkan Liswarti (56), anak mandor kereta api yang semasa kecil mendapatkan “Dendang Kureta” sebagai lantunan pengantar tidur dari sang ayah.

Saat ini, Stasiun Padang Sibusuk menjadi hunian masyarakat setempat dan dijaga serta dirawat dengan seadanya.

Beda Stasiun Padang Sibusuk, Kecamatan Kupitan, beda lagi Stasiun Tandjung Ampalu di Kecamatan Koto VII.

“Terakhir stasiun ini berfungsi, saat itu saya sudah mulai bekerja,” ungkap Sudirman (70) ditemui Kamis, 25 Juli 2024 di Stasiun Tandjung Ampalu.

Stasiun Tandjung Ampalu (+187), turut berkontribusi terhadap kehidupan demokrasi pada Pemilu 14 Februari 2024 lalu, karena turut dijadikan TPS 01 Jorong Batu Gandang, Nagari Limo Koto.

“Jadikanlah acara kami ini, sebagai pengingat bagi kami akan kebesaran dan keagunganMu Yaa Allah,” demikian doa yang dibawakan Juprinaldi, SH., yang juga anggota BPN Padang Sibusuk sekaligus dai multi talenta saat pembukaan pagi tadi di Stasiun Padang Sibusuk.

(Noven/AG)

Sijunjung Punya Warisan Budaya Dunia Yang Diakui UNESCO

MC SIJUNJUNG – Tak banyak orang yang tahu, bahwa ternyata Kabupaten Sijunjung juga memiliki situs warisan budaya dunia yang telah diakui UNESCO (United Nations Educational Scientific and Cultural Organization).

Pada tahun 2019, UNESCO menetapkan Ombilin Coal Mining Heritage of Sawahlunto (OMCHS) atau dikenal dengan Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (WTBOS) sebagai warisan budaya dunia.

Penetapan itu sekaligus menambah koleksi Indonesia, sehingga memiliki sembilan warisan budaya dunia.

Ke-sembilan warisan budaya dunia tersebut adalah, Candi Borobudur (1991), Candi Prambanan (1991), Taman Nasional Komodo (1991), Taman Nasional Ujungkulon (1991), Manusia Purba Sangiran (1996), Taman Nasional Lorentz (1999), Hutan Hujan Tropis Sumatera (2004) serta WTBOS.

Berbicara mengenai WTBOS, produksinya berada di Kota Sawahlunto atau lebih dikenal sebagai “Kota Arang” dan transportasinya menuju negara kolonial Belanda meliputi 8 kabupaten/kota se-Sumatera Barat.

Kabupaten Sijunjung adalah salahsatu daerah yang dilewati jalur kereta api dan awalnya menjadi pilihan utama untuk membawa “mutiara hitam” batubara dari Sawahlunto menuju “Negeri Kincir Angin” melewati Batang Kuantan.

Lebih menariknya lagi, penemu batubara tertua di Asia Tenggara yaitu Ing. W. H. de Greve (1840-1872) dimakamkan di Nagari Durian Gadang, Kecamatan Sijunjung dan makamnya telah dijadikan situs cagar budaya.

“Proses panjang telah kita lewati dalam meraih WTBOS, Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Kemendikbud, Ristek dan Dikti hanya membuka jalan, selanjutnya tugas dan tanggungjawab bersamalah dalam melestarikannya,” demikian disampaikan Binsar Manullang pada Sabtu, 27 Juli 2024 di Muaro Sijunjung.

Kehadiran Binsar Manullang di Kabupaten Sijunjung adalah dalam rangkaian kegiatan “Galanggang Arang 5, Anak Nagari Merawat Warisan Dunia,” yang berkolaborasi dengan berbagai instansi/kementerian/lembaga/BUMN dan Pemda di 8 kabupaten/kota.

Dalam acara Musyawarah Budaya Sijunjung: “Membaca Ekosistem Kebudayaan Sijunjung Kini untuk Menyusun Rencana Pemajuan Kebudayaan Sijunjung Dimasa Depan” hari ini, terungkap berbagai hal menarik yang melahirkan sejumlah poin penting.

“Kekayaan budaya Sijunjung sangat banyak dan tidak terdapat didaerah lain, diantaranya Baombai dan Talempong Kayu,” ujar Dr. Dede Pramayoza, S.Sn, MA selaku moderator.

Pada musyawarah yang diikuti seniman, budayawan, sastrawan, wartawan, pemuda serta pegiat literasi tersebut yaitu Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Puji Basuki, SP, MMA bersama Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Afrineldi, SH.

(Noven/AG)

Wujudkan Warga Binaan Mandiri, Lapas Kelas II B Muaro Sijunjung Bersama Pemkab Berikan Pelatihan Berbasis Kompetensi

MC SIJUNJUNG- Lapas Kelas II B Muaro Sijunjung bersama Pemerintah Daerah bekali warga binaan dengan memberikan pelatihan berbasis kompetensi jurusan servis AC.

Kegiatan tersebut di buka lansung Bupati Sijunjung Benny Dwifa Yuswir di Aula lapas setempat, Jumat (26/7/2024).

Bupati Benny dalam arahannya mengatakan Pemerintah Daerah berkomitmen dalam meningkatkan Sumber Daya Manusia(SDM).

Termasuk bagi saudara-saudara kami para warga binaan dalam peningkatan kapasitas peningkatan SDM,”tambahya.

“Ikuti kegiatan ini dengan baik, Sehingga dapat meningkatkan kompetensi dan yang pasti menjadi bekal bagi kehidupan kelak bebas nanti,”pesannya.

Manfaat masa-masa rehabilitas ini untuk sharing ilmu positif dan meningkatkan iman dan taqwa.

“Jika nanti sudah bebas, Silahkan berbaur dengan masyarakat  tampa mengingat dan tampa mengulangi kesalahan di masa lalu,”tegasnya.

Kepala Lapas 11 B Muaro Sijunjung Ahmad Junaidi mengucapkan terimakasih kepada Pemerintah Daerah Sijunjung atas sinergitas dalam pembinaan kemandirian bagi warga binaan Lapas Kelas II B Muaro Sijunjung.

Kami berkomitmen meningkatkan kualitas pembinaan baik kepribadian dan kemandirian kepada seluruh narapidana di Lapas Muaro Sijunjung dengan bekerja sama dengan berbabai pihak.

Disamping itu, Kami juga berkomitmen untuk menigkatkan Keimanan para warga binaan,”tutupnya.

Sementara itu Kadis Nakertrans Khamsiardi menjelaskan pelatihan kerja merupakan salah satu jalur efektif untuk meningkatkan kualitas kompetensi kerja serta mengembangkan karier tenaga kerja, Karena dapat diselenggarakan untuk jangka waktu singkat dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan pengguna tenaga kerjalindustri.

Dengan demikian, pelatihan kerja pada dasarnya dirancang untuk kebutuhan pengguna tenaga secara formal baik berkerja (industri) maupun berwirausaha.

“Adapun peserta dari kegitan ini berjumlah sebanyak 16 orang,”tutupnya.(noven)

Ditandai Peletakan Batu Pertama Oleh Ketua Umum IKA Thawalib bersama Bupati Sijunjung, Pembangunan Surau Mujahidin Resmi Dimulai

MC SIJUNJUNG- Pembangunan Surau Mujahidin Pondok Pesantren Bustanul Ulum Jorong Kampung Juar, Nagari Tanjung, Kecamatan Koto VII, Kabupaten Sijunjung mulai di laksanakan.

Hal ini ditandai dengan dilakukannya peletakan batu pertama oleh Ketua Umum Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Thawalib se-Indonesia periode 2022-2027 Sanusi M Ali bersama Bupati Sijunjung Benny Dwifa Yuswir, Kamis (25/7/2024).

Diketahui Pembangunan Surau Mujahidin di danai lansung Ketua Umum (IKA) Thawalib Sanusi M Ali.

Bupati Sijunjung Benny Dwifa Yuswir dalam arahannya mengapreasi Pembangunan Surau Mujahidin.

“Atas nama Pemerintah Daerah kami mengucapkan terimakasih Ketua Umum (IKA) Thawalib Sanusi M Ali atas bantuan pembangunan surau yang diberikan,”ucapnya.

Kehadiran surau ini tentu menjadi kebahagian bagi kita semua.

“Dengan adanya surau ini semoga dapat menunjang aktifitas santri dan santriwati dalam menimba ilmu,”harapnya.

“Sebagai bentuk dukungan dari Pemerintah Daerah, Kita akan memastikan pesantren mendapatkan akses terhadap air bersih secara gratis,”tegasnya.

Selain itu,  Kita akan membuatkan Baju Seragam bagi santri dan santriwati Pesantren Bustanul Ulum.

Kemudian, Kita akan bentu semaksimal mungkin apa yang menjadi kewenangan dan kemanpuan Daerah.

“Karena ini menjadi salah satu upaya kita dalam meningkatkan SDM di Ranah Lansek Manih dalam di bidang agama,”tutupnya

Pesantren Bustanul Ulum Ismail menjelaskan santri dan santriwati kita berasal dari fakir miskin dan mualaf.

Adapun sistem pembelajaran di pesantren ini dimulai sesudah saampai jam 10 malam.

“Terimakasih atas bantuan yang diberikan bapak  Sanusi M Ali dan bapak Bupati Sijunjung, Semoga kebaikan yang diberikan dapat bermaanfaat didunia dan kebaikan kelak mendapatkan balasan di akhirat,”ucapnya(noven)

Puluhan Pelajar Dikenalkan Kisah Romusha Muaro-Pekanbaru Saat Ikuti Napak Tilas Galanggang Arang 5

MC SIJUNJUNG – Puluhan pelajar Kabupaten Sijunjung berkunjung pada Napak Tilas bagian dari kegiatan Galanggang Arang 5 Kabupaten Sijunjung di Stasiun Logas, Muaro, Sijunjung, Jumat (26/7/2024).

Napak tilas ini menceritakan kisah yang terjadi di Stasiun titik permulaan dari jalur kerata api romusha Muaro-Pekanbaru.

Kisah itu diceritakan oleh warga sekitar Stasiun Muaro, Bujang Nasrul dan dipandu oleh Thendra BP.

Pantaun TribunPadang.com terlihat berbagai foto terpajang di Stasiun itu yang diamati oleh puluhan pelajar mulai dari tingkat SD-SLTA.

Tak hanya itu para pelajar tersebut juga berfoto ria dengan gerbong yang kini telah menyatu dengan rumah warga.

Salah satu siswa SMA 2 Sijunjung, Riski mengatakan kunjungan ini sudah direncanakan oleh pihak sekolahnya.

“Kami disini banyak mendapatkan pengetahuan tentang sejarah kereta api di Sijunjung yang mana sebelumnya saya tak tau kalau ada stasiun di Muaro ini,” katanya.

Ia juga menjelaskan tak hanya ilmu baru tapi juga dapat melihat langsung peninggalan salah satu gerbong kereta api zaman romusa dulu.

“Melihat hal unik ada gerbong kereta tak terpakai maka kami langsung berfoto sekaligus melihat foto lama yang ada di stasiun,” tutupnya.(noven/arif)

Menganal Batobo Nagari Sisawah

MC SIJUNJUNG – Batobo merupakan salah satu tradisi Masyarakat Kabupaten Sijunjung tepatnya terletak di Nagari Sisawah, tradisi ini merupakan implementasi gotong royong dalam kehidupan sehari- hari masyarakat Sisawah.

Tradisi batobo sudah ada sejak zaman dahulu hingga sekarang bahkan saat ini ada beberapa kelompok batobo yang diikuti oleh ibu-ibu di Nagari Sisawah dengan jumlah anggota batobo mulai  dari 10 hingga 20 orang.

Menurut salah satu masyarakat Sisawah, Silasmi menjelaskan tradisi ini mereka manfaatkan untuk mempermudah pekerjaan mereka dalam kegiatan batobo mereka juga mengadakan kacio untuk menabung.

Kacio juga digunakan sebagai pinjam meminjam untuk anggota batobo cara membayar dari pinjam meminjam dari kacio yaitu dengan membayar disetiap pertemuan batobo.

“Kacio merupakan tempat kami menabung dan mempermudah biaya yang dipergunakan untuk batobo selain itu kami juga dapat meminjam uang saat membutuhkannya cara kami mengansur pinjaman tersebut yaitu dengan membayar disetiap minggunya, misal kami meminjam sebanyak Rp.200.000 dan kami akan membayar sebanyak Rp.20.000 perminggunya dalam waktu enam minggu.” katanya.

Batobo dilakukan satu kali dalam seminggu secara bergilir ke ladang atau ke sawah yang dilakukan oleh anggota batobo tersebut.

Tak hanya sebagai ikatan tolong menolong, masyarakakat Sisawah juga memandang batobo sebagai fungsi tempat bersosialisasi.

“Jika ada salah satu dari anggota batobo yang tidak bisa mengikuti batobo mereka bisa menggantikan dengan uang, banyak uang yang akan dibayar tergantung kesepakatan dari kelompok batobo tersebut misalnya dari awal mereka menyepakati biaya yang akan di bayar oleh anggota yang tidak bisa mengikuti batobo sebanyak Rp.75.000 maka anggota yang tidak bisa mengikuti batobo harus  membayar uang itu kepada orang yang membawa batobo tersebut,” jelasnya.

Pelaksanaan Batobo merupakan kegitan seperti gotong royong untuk mengerjakan ladang atau sawah, kegitan batobo dilakukan secara bergantian oleh anggota batobo tersebeut, manfaat batobo bagi masyarakat Nagari Sisawah yiatu untuk saling tolong menolong.

Menurut Nurbaya, saat istirahat tuan rumah harus menyiapkan makanan untuk anggota batobonya.
“Dalam pelaksanaan batobo ini tuan rumah harus menyiapkan makanan berupa kolak, bubur kacang padi dan lain sebagainya setelah itu, makanan tersebut dimakan Bersama-sama”, ujarnya.

Kegiatan Batobo  masih dipakai Masyarakat Nagari Sisawah dari saman dulu sampai saat ini karena Nagari Sisawah banyak yang memliki sawah dan ladang untuk sumber mata pencarian.

Batobo merupakan salah satu bentuk aktivitas Masyarakat Nagari Sisawah saat mengelola sawah atau ladang secara bersama-sama  aktivitas tersebut yang dilakukan petani saat mengelolah sawah atau ladang seperti, mencangkul, membajak, malunya, basiang, dan maamba.

Masyarakat berharap adat batobo ini terus berjalan dan berkembang sampai seterusnya dan tidak hilang oleh perkembangan zaman.(Dini)