Diskominfo Sijunjung – Pada hari Senin (25/08/2025) , diadakan Seminar Nasional hari kedua mengenai penyusunan kurikulum muatan lokal berbasis Geopark yang dihadirkan oleh Bupati Sijunjung, Benny Dwifa Yuswir. Moderator Sekretariat Daerah sekaligus GM. Geopark Ranah Minang Silokek Dr. Zefnihan, AP,MSi , beserta narasumbernya yaitu Dr. Kastorius Sinaga , Prof. Dt. Ibrahim Komoo dan Togu Pardede, ST. MIDS. Seminar Nasional ini juga mengundang Kepala sekolah beserta guru dari berbagai sekolah di Sijunjung.
Dalam sambutannya, Bupati Sijunjung mengingatkan Geopark sebagai warisan geologi berstandar Internasional dan menyampaikan wujud terima kasihnya kepada seluruh stakeholder terkait dan masyarakat Sijunjung yang telah mampu bersaing masuk dalam UNESCO Global Geopark.
“Dari bentuk Geopark kita sendiri sudah mencerminkan Sijunjung dan sangat cocok dengan karakteristik kabupaten Sijunjung. Geopark ini tidak hanya menjadi aset geologi, tetapi juga merepresentasikan budaya, sejarah, dan nilai-nilai lokal yang melekat pada masyarakat Sijunjung. Dengan demikian, pengembangan geopark Sijunjung diharapkan dapat berjalan selaras dengan visi pembangunan daerah, yang berfokus pada pelestarian alam dan pemberdayaan masyarakat lokal.” ucapnya
Tak lupa pula setelah sambutan dari Bapak Bupati Sijunjung selesai, sebagai bentuk apresiasi atas kehadiran para narasumber ternama. Diserahkannya cinderamata berupa kain khas Sijunjung langsung secara simbolis oleh Bupati Sijunjung.
Acara dilanjutkan dengan awal pemaparan seminar diberikan kepada Wakil Presiden Global Geopark Network (GGN), Prof. Dt. Ibrahim Komoo, beliau juga bisa dikatakan sebagai paling banyak menilai. Pada Seminar Materi yang beliau bawakan ialah mengenai Geopark Nasional menuju UNESCO Global Geopark.
“Saya paparkan peta geopark di West Sumatera, dapat kita lihat begitu besar sekali rencana pembangunannya. Geopark di Sumatera Barat memegang peranan krusial dalam rencana pembangunan daerah, dengan potensi besar untuk dikembangkan lebih lanjut. Geopark ini merupakan wilayah yang kaya akan situs dan lanskap geologi dengan nilai penting secara internasional dan nasional, menjadikannya aset berharga yang perlu dikelola secara terencana dan berkelanjutan.” ujarnya.
Terdapat 3 (tiga) Filosofi Geopark yaitu Economic Development, Heritage Conservation dan Community Development. Geopark memberikan manfaat bagi masyarakat tanpa merusak kelestarian alam dan budaya, mampu menjaga serta melestarikan budaya, alam, geologi dan juga dapat memdayakan masyarakat lokal agar berperan aktif di kawasan geopark.
Kemudian, Materi seminar dipaparkan oleh Direktur Sumber Daya Energi, Mineral dan Pertambangan Kementerian PPN/Bappenas, Togu Pardede, ST. MIDS. Materi Seminar dari beliau berjudul Integrasi Geopark dalam Kurikulum Muatan Lokal. Materi ini membahas tentang memahami bagaimana strategi Geopark sebagai infrastruktur agar dapat mencapai syarat penilaian dalam UNESCO Global Geopark.
“Kita akan membicarakan apa keunggulan geologi itu lebih spesifik lagi sehingga kita dapat betul-betul menyadari betapa geopark adalah sesuatu yang luar biasa. pemahaman mendalam tentang keunggulan geologi adalah kunci utama untuk mengembangkan geopark sebagai infrastruktur pariwisata yang edukatif dan berkelanjutan, serta mempromosikan warisan alam Indonesia di mata dunia.” katanya.
Integrasi Geopark dalam muatan lokal adalah investasi pendidikan jangka panjang bagi sekolah-sekolah karena strategi ini tidak hanya mendidik siswa dalam akademik tetapi juga dalam peduli terhadap lingkungan, cinta budaya serta secara ekonomi.
Narasumber terakhir, Staf Khusus Menteri dalam Negeri Bidang Politik dan Media, Dr. Kastorius Sinaga, Memaparkan materi utama mengenai penyusunan kurikulum muatan lokal berbasis Geopark. Ia menekankan pentingnya Integrasi Geopark dalam kurikulum muatan lokal, intensitas Geopark sebagai tingkat keterlibatan, Pemanfaatan dan pengelolaan Geopark dalam berbagai bidang, terutama pendidikan, konservasiii, pariwisata serta pembangunan masyarakat.
“Salah satu tujuan intansi pendidikan diundang juga agar dapat memberikan pemahaman kepada para siswa mengenai Geopark karena ini juga melibatkan pendidikan.” Ucapnya
Usai ketiga narasumber menyampaikan materinya, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Pertanyaan dari Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan terkait dengan badan pengelolaan tidak hanya untuk Geopark, Bagaimana regulasi tata kelola atau pemilihan badan pengelolanya?
Narasumber Togu Pardede menjawab “Pemilihan dan pembentukan badan pengelolaan Geopark contohnya dibentuk tim persiapan untuk kajian awal mulai peta potensi dan dokumen pengusulan Geopark serta badan pengelolaan idealnya berbentuk kelembagaan resmi yang diakui Pemerintah dan dapat menyalurkan suara ke Internasional.
Dengan berakhirnya seluruh rangkaian pemaparan materi dari tiga narasumber, seminar nasional ini diharapkan mampu membuka wawasan para peserta mengenai pentingnya memahami Geopark dan bagi Sijunjung diharapkan gagasan muatan lokal berbasis Geopark dapat diimplementasikan di sekolah – sekolah sehingga berdampak nyata bagi pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Sijunjung. (Anissa)