Kamis, April 25, 2024

MENUMBUHKAN BUDAYA MEMBACA DI SEKOLAH DASAR

Fitria Yunita, S.Pd ( Guru Matematika SMP N 13 Sijunjung )

Oleh : ( Fitria Yunita, S.Pd )

Guru Matematika SMP N 13 Sijunjung

Zaman sekarang ini membaca merupakan hal yang masih sulit dibiasakan pada siswa, hal itu disebabkan oleh pesatnya pengaruh perkembangan teknologi yang membuat siswa lebih senang mendengarkan, menonton, dan langsung melakukan seolah-olah siswa terhanyut dalam teknologi yang serba canggih tersebut.

Pemerintah telah melakukan usaha dalam meningkatkan minat membaca dikalangan siswa Sekolah Dasar, salah satunya dalam kurikulum 2013 dengan gerakan literasi sekolah yang telah diterapkan mulai tahun 2014, yang mana disingkat dengan GLS. Pada kurikulum 2013 ini, GLS wajib dilaksanakan di sekolah 15 menit setiap harinya, boleh dilakukan pada saat sebelum pembelajaran dimulai ataupun setelah pembelajaran berakhir.

Buku bacaan yang dibaca pada saat GLS merupakan buku bacaan yang mendidik, bisa berupa cerita pendek, cerita rakyat, cerita religi, dan buku cerita lainnya yang bisa membangkitkan motivasi siswa dan bisa diambil hikmah atau pelajaran dari cerita tersebut. Namun kenyataannya di sekolah, buku cerita atau bacaan yang ada diperpustakaan belum cukup untuk memenuhi kebutuhan siswa akan buku dengan jumlah siswa yang ada. Terkadang jika diminta siswa untuk membawa buku cerita sendiri, siswa sering lupa dan tak jarang ada juga siswa yang tidak punya buku cerita di rumahnya.

Salah satu upaya sekolah agar GLS tetap bisa dilaksanakan, yaitu dengan cara meminta siswa yang punya buku bacaan untuk membacakan ceritanya di depan kelas dan teman lainnya menyimak, mengambil hikmah dari cerita dan akhirnya membuatkan ringkasan di buku agenda GLS. Adapun upaya lainnya agar GLS tetap bisa dilakukan di Sekolah dasar adalah dengan membaca Al-Qur’an , karena di sekolah kami umumnya siswa beragama islam, jadi siswa diminta membawa Al-Qur’an ( bisa dipastikan setiap siswa punya Al-Qur’an di rumahnya ) dan membacanya saat GLS sekaligus dengan terjemahannya, terkadang guru bisa menagih pada siswa untuk menyetorkan bacaan Al-Qur’an dengan terjemahannya. Cara tersebut cukup bisa mengatasi masalah kurangnya buku bacaan saat GLS dilakukan dan tentukan akan menambah pengetahuan siswa akan ilmu agamanya sehingga bisa di gunakan dalam kehidupan sehari-hari, dengan harapan akan memperbaiki sikap dan tingkah laku siswa menjadi lebih baik lagi.

Guru sebagai pendidik sebaiknya dan memang sudah seharusnya memberikan teladan yang baik bagi siswanya, sederhananya saja membaca di contohkan dari gurunya. Pada saat GLS guru juga hendaknya ikut membaca buku, pada saat pembelajaran berlangsung juga guru hendaknya mengajak siswa untuk membaca, mengamati apa yang dibaca dan untuk pemberian tugas di sekolah atau tugas di rumah, guru juga hendaknya melibatkan siswa untuk ikut serta membaca apa yang akan menjadi penyelesaian tugas tersebut, terkadang hal ini menjadi dilema bagi guru, jika guru meminta siswa mencari bahan bacaan atau sumber bacaan dari internet akan disalah gunakan siswa, hal itu akan menjadi peluang bagi siswa untuk bisa bermain game online, membuka bacaan orang dewasa, bahkan chating didunia maya. Untuk itu pemberian tugas di internet hendaknya dibarengi dengan pengawasan orang tua. Adanya waktu luang juga bisa dimanfaatkan dengan membaca buku yang juga berguna untuk menambah pengetahuan dan wawasan guru, tidak ada kata putus dalam belajar termasuk dalam membaca, dan bukan tidak mungkin guru akan menghadiahi siswa sebuah buku bacaan untuk sebuah prestasi siswa, misalnya pada saat siswa tersebut berhasil meraih nilai tertinggi dalam mata pelajarannya pada saat ujian semester, maka guru akan memberikan hadiah sebuah buku bacaan. Bukankah buku adalah jendela dunia yang akan membawa kita untuk bisa mengetahui apa saja tentang dunia bahkan akhirat nanti. Untuk itu guru adalah sejatinya sosok yang ikut berperan penting dalam menumbuhkan budaya membaca siswa.

Selain guru, orang tua juga punya peranan sangat penting dalam menumbuhkan budaya membaca siswa di sekolah dasar, sebab waktu yang terbanyak dimiliki oleh siswa adalah waktu saat mereka bersama dengan orang tuanya di rumah. Orang tualah yang tahu persis bagaimana perkembangan sikap dan prilaku anak, karena akan berdampak di sekolah. Sebagai orang tua sudah menjadi suatu kewajiban untuk mengajak anaknya sering membaca buku, hal itu juga diiringi dengan contoh bahwa orang tua juga orang yang gemar membaca disetiap kesempatan, setidaknya orang tua selalu mengikuti perkembangan berita, pengetahuan tentang kehidupan, pengetahuan tentang keagamaan, dan pengetahuan lainnya yang setidaknya nanti orang tua mampu untuk menjadi tempat bertanya anak, yang akan memberikan jawaban tentang pertanyaan anak tersebut. Sehingga berawal dari rumah yang menumbuhkan minat baca anak terbawa ke sekolah yang akan menjadikan siswa yang cerdas karena gemar membaca. Untuk itu bagi orang tua luangkanlah waktu kebersamaan dengan anak untuk sekedar bisa membaca buku bersama dan bertukar pikiran tentang apa yang telah dibacanya tadi, demi masa depan anak yang gemilang.

Lingkungan juga mempengaruhi tumbuhnya budaya membaca siswa. Hal ini bisa kita lihat pada saat siswa sudah tidak berada di sekolah, maka tidak bisa dipungkiri zaman sekarang ini siswa lebih banyak menghabiskan waktu untuk menonton TV, memainkan HP yang kekinian dan siswa akan menggunakannya untuk chating dengan berbagai aplikasi, game online, nonton Youtube dan lainnya, kalaupun ada waktu liburan, perginya ke tempat wisata seperti mall, tempat hiburan, arena bermain. Bisa kita lihat pada saat musim liburan mall-mall, tempat hiburan seperti pemandian, arena bermain akan penuh sesak, jarang terlihat orang berlibur ke taman bacaan, toko buku, museum, pustaka daerah, tempat ibadah bersejarah atau tempat rekreasi lainnya yang bisa menambah wawasan kita akan pengetahuan.

Ada baiknya pemerintah setempat juga ikut menumbuhkan kembali budaya membaca siswa dengan menghidupkan tempat-tempat sumber bacaan, seperti pustaka di nagari, pustaka daerah, pustaka keliling dan lainnya, melalui kegiatan yang mengundang siswa untuk datang dan terlibat langsung dalam kegiatan membaca di tempat tersebut. Di sekolah kami, siswa yang rajin mengunjungi perpustakaan dan melakukan kegiatan membaca di perpustakaan akan dihargai dengan memberikan hadiah, itu selalu dilakukan pada tiap semesternya dan dapat dibuktikan bahwa siswa yang memperoleh hadiah tersebut adalah siswa yang memang unggul dalam bidang akademis dan sikapnya. Bisa juga digerakkan kegiatan donor buku bacaan, bagi alumni sekolah yang memiliki keinginan menyumbangkan buku bacaan yang dimilikinya bisa disumbangkan ke sekolah yang akan berguna untuk sekolah.

     Dalam Al-Qur’an surat Al-Alaq ayat 1-19, telah jelaskan yang mana intinya adalah bahwa Tuhan yang menciptakan manusia telah memerintahkan manusia untuk membaca, dan Tuhan yang maha pemurah mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahui, dan semua tentang hidup dan kehidupan manusia di dunia dan akhirat telah dijelaskan dalam Al-Qur’an, jauh sebelum adanya penelitian oleh para peneliti dan pakar-pakar teknologi. @sijunjung.go.id

Related Articles

- Kepala Daerah -spot_img

Latest Articles