Sabtu, April 20, 2024

Mengembangkan Kembali Lansek Di Ranah Lansek Manih

MC Sijunjung – Kabupaten Sijunjung sedari dulu dijuluki sebagai Ranah Lansek Manih. Tak diketahui pasti sejak kapan dan bagaimana julukan tersebut muncul. Tetapi sebagian orang-orang tua di Sijunjung berargumen bahwa dahulu di daerah ini terdapat banyak sekali buah lansek dan masyarakat menjualnya sampai keluar daerah. Lansek Sijunjung dikenal paling manis walaupun daerah lain juga menghasilkan lansek, dan Sijunjung diberi julukan lansek manih. Ada juga yang menyebutkan bahwa dahulu ada aturan adat yang melarang memanen buah lansek yang belum matang. Siapa saja yang memanen buah lansek diumur muda, baik untuk dimakan langsung, dijual ataupun diperam, akan dikenakan denda. Logika sederhananya, buah-buahan apabila dipetik dalam keadaan matang, barulah kenikmatan rasa buahnya akan terasa. Demikian juga buah lansek yang dipetik dalam keadaan telah matang sempurna, akan manis rasanya. Apapun ceritanya, yang jelas julukan lansek manih tersebut tetap lekat dan menjadi kebanggaan masyarakat Sijunjung, bahkan telah diabadikan menjadi sebuah lagu yang melegenda sampai saat ini.
Buah lansek memiliki rasa yang eksotik, asam-asam manis, menyegarkan, daging buahnya mengandung banyak air, dan banyak manfaat. Mana buah lanseknya? Pertanyaan tersebut sering mun¬cul manakala ada orang yang datang ke Sijunjung dan ingin merasakan bagaimana nikmatnya buah lansek yang didengung-dengungkan begitu manisnya. Ironi memang, ditengah julukan Ranah Lansek Manih yang sudah menjadi ikon Kabupaten Sijunjung dan orang mulai sadar dengan potensi buah-buahan lokal, buah lansek sudah jarang ditemui di pasaran. Populasi tanaman lansek di Sijunjung saat ini tak sebesar namanya yang terlanjur tersohor. Kalaupun ada, banyak yang sudah tidak produktif karena sudah berumur tua.
Selama ini, masyarakat belum membudidayakan lansek sebagai tanaman produksi. Tanaman Lansek (Lansium spp) lebih banyak tumbuh sebagai tanaman rimba dan tidak terpelihara dengan baik. Apabila tidak ada upaya budidaya, tanaman ini terancam punah. Jangan sampai suatu saat lansek manih justru dihasilkan dari daerah lain dan Sijunjung dianggap mendompleng nama sebagai Ranah Lansek Manih. Seperti beberapa waktu yang lalu, penulis membeli buah lansek di Pasar Sijunjung dan menanyakan dari mana datangnya buah lansek tersebut. Si pedagang menyebutkan buah lansek tersebut datang dari luar Kabupaten Sijunjung. Kok jadi begini, seharusnya lansek Sijunjung yang dijual keluar, bukan sebaliknya.
Sebenarnya Pemerintah Kabupaten Sijunjung melalui Dinas Kehutanan pada tahun 2014 telah melakukan pembibitan tanaman lansek untuk ditanam di pinggir jalan, perkantoran, sekolah, dan dibagikan kepada masyarakat. Namun, upaya tersebut belum memperlihatkan hasil, karena hanya pembibitan untuk tanaman penghijauan, bukan untuk tanaman produksi. Program tersebut juga belum ada keberlanjutannya, terutama untuk pengembangan tanaman lansek sebagai tanaman produksi.

Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno, ketika memberikan sambutan pada Peringatan Hari Jadi Kabupaten Sijunjung ke-69 Tahun 2018 juga menyarankan Pemerintah Kabupaten Sijunjung agar menggalakkan kembali penanaman pohon lansek di tengah-tengah masyarakat. Gubernur menghimbau Pemerintah Kabupaten Sijunjung agar dapat memberikan bibit lansek kepada masyarakat untuk ditanam di lahan-lahan kosong dan dapat menjadi penghasilan rumahan bagi masyarakat, sehingga lansek manih yang menjadi ikon Kabupaten Sijunjung tersebut dapat kembali terlihat.

Ada beberapa alasan kenapa tanaman lansek perlu kembangkan kembali melalui budidaya yang intensif di Kabupaten Sijunjung :

1. Lansek manih adalah ikon Kabupaten Sijunjung
Lansek merupakan kearifan lokal Kabupaten Sijunjung yang memiliki nilai historis. Julukan atau ikon lansek manih mengandung makna bahwa Kabupaten Sijunjung adalah produsen buah lansek dengan rasa yang manis. Hal ini menjadi pemicu untuk kembali mengembangkan tanaman lansek di Kabupaten Sijunjung, sehingga ikon tersebut tidak sekedar julukan dari masa lalu.

2. Lansek Sijunjung sudah memiliki brand image (citra merek) yang kuat
Ikon Lansek Manih yang telah lama melekat dengan sendirinya telah membentuk brand image yang kuat bagi produk lansek Sijunjung. Brand image yang kuat dapat berfungsi sebagai pintu masuk pasar, sumber nilai tambah produk, dan kekuatan dalam penyaluran produk. Lansek Sijunjung memiliki keunggulan kompetitif dengan citra unik yang terbentuk di dalam benak konsumen melalui julukan lansek manih-nya.

3. Ketersediaan lahan
Kabupaten Sijunjung memiliki lahan yang luas untuk budidaya tanaman perkebunan dan hortikultura. Berdasarkan Kabupaten Sijunjung Dalam Angka Tahun 2018, seluas 25.889 ha (8,27%) wilayah Kabupaten Sijunjung merupakan kebun/ladang/lahan yang sementara tidak diusahakan. Lahan ini dapat diolah untuk budidaya tanaman lansek.

4. Sektor Pertanian merupakan sektor basis di Kabupaten Sijunjung
Hasil analisis location quotient (LQ) terhadap PDRB Kabupaten Sijunjung dalam lima tahun terakhir menunjukkan sektor pertanian memiliki nilai LQ>1, yang berarti sektor pertanian merupakan sektor basis dan berpotensi untuk dilakukan ekspor komoditi keluar Kabupaten Sijunjung. Meskipun pertanian di Kabupaten Sijunjung masih didominasi oleh tanaman karet dan sawit, namun tanaman hortikultura seperti lansek juga dapat berkontribusi untuk pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sijunjung apabila dikembangkan dengan baik.

Teknologi pertanian yang berkembang saat ini tentu bisa diterapkan untuk menghasilkan bibit tanaman lansek inovatif yang berbuah manis, lebat, dapat berbuah diluar musim (off-season), dan dapat dibudidayakan di dalam pot (tabulampot) sebagaimana yang sudah berhasil dilakukan pada tanaman hortikultura seperti durian, jambu air, jambu biji, mangga, lengkeng, rambutan, dan lainnya. Dengan teknologi, Kabupaten Sijunjung sudah memiliki varietas padi unggul lampai kuning, hasil kerjasama dengan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), dan akhir tahun 2019 varietas tersebut akan dilepas ke masyarakat. Hal yang sama seyogyanya juga dapat dilakukan untuk pengembangan tanaman lansek di Kabupaten Sijunjung melalui program pengembangan bibit unggul lansek, budidaya lansek sebagai tanaman produksi, dan pengolahan buah lansek menjadi buah kaleng, selai, sirup dan sebagainya, sehingga dapat memberikan nilai tambah dan kesejahteraan bagi masyarakat Sijunjung. Sebagai ikon Kabupaten Sijunjung, tanaman ini sepatutnya juga dijadikan sebagai tanaman agro wisata untuk mendukung destinasi wisata di Kabupaten Sijunjung.

Penulis : Sabrina
Perencana pada Bapppeda Kabupaten Sijunjung

Related Articles

- Kepala Daerah -spot_img

Latest Articles