Rabu, April 24, 2024

IDUL ADHA TIDAK SEKEDAR DIRAYAKAN

Pada 1 September mendatang, umat Islam di seluruh pelesok dunia akan merayakan Idul Adha 1438  H, namun diharapkan Idul Adha tidak hanya sekedar dirayakan, tapi diresapi dan dihayati, karena di dalamnya terkandung peristiwa besar dan sejarah Nabi Ibrahim Alaisalam dengan putranya Ismail.

Menurut buya H. Nasrullah, di Muaro Sijunjung, Rabu (23/8), Nabi Ibrahim beserta keluarga-Nya telah menunjukan hal yang positif terhadap Allah SWT. Sebagaimanan diketahui, Nabi Ibrahim diperintahkan mengungsikan isteri-Nya Siti Hajar dan putra-Nya ismail, ke Mekkah.

Perintah yang diterima Ibrahim cukup berat, bukan saja karena harus berpisah dengan keluarga tercinta, tapi Mekkah waktu itu sangat sepi dan sunyi. Tak ada kehidupan, tak ada manusia dan tumbuh-tumbuhan, bahkan binatang pun tidak ada.

Namun Ibrahim tetap melaksanakan perintah yang diterima-Nya. Bahkan karena berbaik sangka terhadap Allah sudah tertanam dalam hati dan jiwa, Siti Hajar dan Ismail yang masih kecil yakin bahwa Allah SWT tidak bermaksud buruk terhadap hambah-Nya.

Begitu pula dengan perintah menyemblih Ismail, Ibrahim yakin bahwa Allah ingin mewujudkan kemaslahatan dengan kebaikan. Sebaliknya, larangan Allah diyakini untuk mencegah terjadinya kerusakan dan kemudharatan.

Justru itu, hendaknya Idul Adha tidak hanya sekedar dirayakan, tapi diresapi dan dihayati, karena dari sejarah itu cukup banyak iktibar dan pelajaran yang bisa dipetik.  Diantaranya keyakinan kepada Allah SWT yang tidak tergoyahkan oleh bisikan dan bujuk rayu syetan serta kehidupan dunia, kata buya.

Iktibar lain yang perlu dipetik dari peristiwa besar itu, adalah kasih sayang Nabi Ibrahim  terhadap anak dan isteri tidak mengalahkan cinta dan sayangnya kepada Allah SWT.

Iktibar itu perlu dipetik, karena seseorang yang mempunyai keyakinan dalam hidupnya bahwa dengan menghambahkan diri kepada Allah SWT dan  pasra dengan ketentuan-Nya, dia akan memperoleh ketenangan hati, jiwa dan pikiran dalam mengarungi hidup dan kehidupan di alam fana ini.

Seiring dengan itu, orang yang mempunyai keyakinan mantap terhadap Allah SWT, tidak tergoyahkan oleh bujukan, rayuan dan bisikan syetan yang pada akhirnya membawa kepada kemaksiatan dan kesesatan.

“Untuk itu, hayati dan resapilah peristiwa besar dan sejarah Nabi Ibrahim Alaisalam dengan putranya Ismail,  supaya kita termasuk orang yang relah berqurban serta memiliki keyakinan penuh dan mantap terhadap Allah SWT,” imbau buya Nasrullah kepada umat Islam. nas@sijunjung.go.id

Related Articles

- Kepala Daerah -spot_img

Latest Articles