Jumat, April 19, 2024

CEGAH PELECEHAN SEKSUAL TERHADAP ANAK DENGAN BIMBINGAN DARI KELUARGA

Menyikapi maraknya kasus pelecehan seksual dengan korban maupun pelaku yang merupakan anak dibawah umur menjadi perhatian Komisi III DPRD Sijunjung, pasalnya kondisi saat ini sudah mengkhawatirkan. Komisi yang membidangi Sosial, kesehatan, pendidikan serta ekonomi tersebut  mengimbau para orang tua dan keluarga agar menyediakan waktu untuk mengawasi pergaulan dan perkembangan anak-anak, baik di lingkungan rumah, maupun di lingkungan luar.

Ketua komisi III DPRD Sijunjung, Daswanto mengatakan, saat ini anak dibawah umur tidak hanya menjadi korban lagi, tetapi juga banyak sebagai pelaku. Kondisi tersebut menurut perlu menjadi perhatian bersama, khususnya pihak keluarga. Pengawasan dan pendidikan agama menjadi tolak ukur bagi perkembangan keperibadian generasi muda.

“Keluarga atau orang tua harus menyediakan waktu yang banyak untuk mengawasi perkembangan dan pergaulan anak, sangat baik jika orang tua menghadirkan kesibukan bagi anak untuk membangun potensi diri dibanding membiarkan anak banyak bermain berama temannya, karena kondisi Sijunjung saat ini sudah sangat memperihatinkan, karena data yang kita terima, saat ini tidak hanya anak dibawah umur saja yang menjadi korban, tetapi juga sudah menjadi pelaku, hal ini jelas menjadi tanggung jawab oang tua yang sangat kurang memberikan pengawasan terhadap pergaulan anak, apalagi membiarkan anak putus sekolah akan berpotensi mendatangkan pergaulan buruk kepada anak, karena banyak bermain dan bergaul tanpa pengawasan,” tuturnya.

Ditambahkannya, orang tua memiliki kewajiban untuk menghadirkan didikan agama pada anak-anaknya untuk membentengi diri anak dari segala bentuk perbuatan negatif. Namun, orang tua dan keluarga tidak mesti mengawasi anak dari orang lain, tetapi juga melakukan pengawasan ke dalam keluarga. Karena dari beberapa kejadian kekerasan seksual di Sijunjung, pelaku tidak saja dari luar rumah, tetapi juga berasal dari keluarga korban sendiri dan orang terdekat korban.

“Kita melihat dari beberapa kasus Asusila yang terjadi di Sijunjung, terjadi karena kurangnya pemahaman agama, dan etika, sehingga anak-anak bergaul secara bebas tanpa pengawasan, terkadang mereka dibiarkan pergi kemana-mana tanpa didampingi keluarga, bahkan kebanyakan orang tua memberi kepercayaan penuh pada anaknya saat diluar rumah bersama teman-temannya, sehingga banyak orang tua baru menyadari pergaulan anaknya salah ketika sang anak telah hamil atau terjadi sesuatu yang tidak diinginkan,” pungkasnya.

Selain itu, ia juga mengajak pemerintah daerah agar memperhatikan kondisi kekinian terkait korban kekerasan seksual yang butuh perhatian khusus. Menurutnya, jika memang perlu dibangun rumah khusus untuk para korban, terutama anak di bawah umur, dirinya meminta pemerintah dan DPRD segera duduk bersama.

“Pemerintah, DPRD, serta Muspida sangat perlu duduk bersama membahas masalah kondisi para korban ini, karena pengalaman buruk yang dialami para korban jelas mendatangkan trauma berat, ada korban yang tidak lagi mau pulang kerumah, tidak mau sekolah, hingga malu bergaul dengan temannya karena telah menjadi korban, saya rasa untuk membangun sebuah rumah untuk mengembalikan keceriaan korban tidaklah sulit jika seluruh pihak mau menyediakan waktu untuk duduk bersama,” ujarnya.(endo)@sijunjung.go.id

Related Articles

- Kepala Daerah -spot_img

Latest Articles