MC Sijunjung – Purnama menjadi saksi prosesi apel kehormatan dan renungan suci di Taman Makam Pahlawan (TMP) Puspa Bangsa, Nagari Pematang Panjang, Kabupaten Sijunjung, Sabtu (17/8/24) dini hari.
Upacara penghormatan arwah pahlawan itu dihelat dalam rangka memeringati HUT ke-79 Republik Indonesia.
Bupati Sijunjung Benny Dwifa Yuswir beserta Unsur Forkopimda hadir secara langsung pada kegiatan tersebut. Bertindak sebagai inspektur upacara Kapolres Sijunjung, AKBP Andre Anas, SIK, MH.
Prosesi itu terasa khidmat. Inspektur upacara membacakan kata-kata penghormatan, kepada 50 pahlawan dan teladan negara yang bersemayam, di TMP Puspa Bangsa.
Sementara, lampu dimatikan dan hanya mengandalkan cahaya obor serta diterangi purnama, pada pukul 00.00 WIB.
“Menyatakan hormat sebesar-besarnya atas keikhlasan dan kesetiaan, pengorbanan saudara-saudara sebagai pahlawan, dalam pengabdian terhadap perjuangan, demi kebahagiaan negara dan bangsa. Kami bersumpah dan berjanji perjuangan saudara-saudara adalah perjuangan kami. Dan jalan kebaktian yang saudara-saudara tempuh adalah jalan bagi kami. Kami berdoa semoga arwah saudara-saudara diterima oleh Tuhan Yang Maha Esa serta mendapat tempat sewajarnya,” ucap AKBP. Andre Anas, SIK. MH.
Sementara, Bupati Benny Dwifa saat ditemui menyebut apel kehormatan dan renungan suci memiliki makna yang mendalam. Tidak semata-mata penghormatan kepada arwah pahlawan, ada pesan yang patut ditiru generasi muda.
“Ini kita peringati setiap tahun, agar generasi berikutnya selalu mengingat bahwa bangsa ini lahir tidak dikasih begitu saja. Ada darah, ada air mata, ada nyawa yang dipertaruhkan,” ucap Bupati muda itu, seusai menghadiri prosesi tersebut.
Dengan pesan itu, Bupati berharap generasi muda tidak menyia-nyiakan kemerdekaan yang kini dinikmati. Ia mengajak generasi penerus untuk mengisi zaman kebebasan ini dengan kegiatan berarti.
“Kita mesti mempertahankan dan mengisi itu. Mudah-mudahan setiap renungan malam 17 Agustus, bagi generasi muda agar berbuat lebih baik dengan mengingat jasa para pahlawan kita,” pungkasnya. (Dicko)