Selasa, April 23, 2024

Anak Nakal, Orangtua Harus Mengevaluasi Diri

Sijunjung. MC. Sijunjung, – Banyaknya anak yang durhaka terhadap ibu bapaknya di zaman edan sekarang, agaknya kesalahan itu tidak bisa dilemparkan sepenuhnya kepada sianak semata.

Tapi para orangtua juga harus merenung dan mengevaluasi diri, baik itu dari kontek mendidik maupun dari segi menafkahi (memberi makan), karena kedua faktor ini sangat besar arti dan pengaruhnya terhadap perkembangan sianak, baik pisik dan mental maupun sipat, tingkahlaku dan kejiwaan, kata seorang ulama Kabupaten Sijunjung H. Ilham Kudus, S. Ag, Senin (22/4), di Muaro Sijunjung.

Sebagai contoh, di zaman Nabi, ada seorang ummi (ibu) yang begitu resah melihat kenakalan anaknya, sehingga pada suatu ketika ummi itu bertanya kepada Nabi Besar Muhammad SAW.

“Ya Nabi, kenapa anak saya begitu nakal, sehingga saya sangat resah melihat dan   memikirkannya,” tanya ummi itu. “Jangan kenakalan itu yang kamu pikirkan, tapi cobalah merenung  dan mengingat serta melihat ke belakang, pernahkah kamu memberi makannya dengan harta yang tidak halal yang tidak jelas asal usulnya?” kata Nabi balik bertanya.

“Rasanya tidak pernah ya Nabi, karena setiap suami saya pulang membawa nafka, selalu saya tanyakan asalnya dari mana dan dengan cara bagaimana mendapatkannya. Tapi  pernah satu kali saya mengambil sepotong kayu bakar di pinggir jalan yang saya jadikan untuk menanak nasi, lalu nasi itu kami makan secara bersama termasuk juga anak saya,” aku si ummi.

“Nah, itulah penyebab anak kamu menjadi nakal sekarang, karena sepotong kayu bakar yang kamu ambil di pinggir jalan, adalah benda haram, karena bukan milik kamu. Benda haram itu kamu jadikan untuk menanak nasi dan nasinya dimakan oleh anakmu. Makanya  sekarang, jangan salahkan anakmu, sebab pada hakikatnya yang salah itu adalah kamu sendiri, karena  telah membesarkan anak dengan sebagian harta yang tidak halal,” jelas Nabi Besar Muhammad SAW.

Dari sepenggal kisah di zaman Nabi ini, dapat diambil kesimpulan bahwa hanya gara-gara sepotong kayu bakar yang diambil di pinggir jalan, anak bisa menjadi nakal. Apa lagi kalau kita memberi makannya jelas-jelas dengan harta haram, seperti uang hasil korupsi, nepotisme atau dengan uang hasil rampok dan judi.

“Justru itu  jangan salahkan sianak kalau dia tumbuh dan berkembang menjadi manusia kejam, sadis, bringas dan durhaka, karena kita sendiri selaku orangtua yang telah memupuk jiwa raganya  dengan harta yang tidak halal. Sebab pada dasarnya anak itu terlahir dalam keadaan suci dan bersih, bagaikan kain putih tanpa noda. Kitalah yang membentuknya jadi nasrani atau majusi,” tandas buya Ilham Kudus. –nas@sijunjung.go.id

Related Articles

- Kepala Daerah -spot_img

Latest Articles