Pada hari Kamis (18/09/25) Dinas Pangan dan Perikanan melaksanakan rapat koordinasi dan sosialisasi skor pola pangan harapan (PPH) Kabupaten Sijunjung. Kegiatan ini dihadiri oleh Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Kepala Dinas serta perwakilan dari Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah, Dinas Komunikasi dan Informatika, Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Pertanian, Dinas Kesehatan Dinas Perdagangan Perindustrian Koperasi Usaha Kecil dan Menengah serta Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Nagari.
Dalam rapat koordinasi ini, Kepala Dinas Pangan dan Perikanan, Adri, S.Pt menjelaskan bahwa kegiatan ini dilakukan untuk menjelaskan mengenai ketahanan pangan dan skor pola pangan harapan sebagai faktor peningkatan kualitas pangan kabupaten.
“Dengan menghadirkan bapak-ibu OPD di ruangan ini, untuk mengetahui dan menyusun langkah proses menginformasikan kepada masyarakat, sejauh mana pola pangan harapan berpengaruh terhadap kualitas pangan dan manusia dalam hal ini juga untuk membantu menurunkan angka stunting dan gizi buruk di daerah kita.”ucapnya.
Kepala Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan, Ning Wisma Utami, S.P, M.Si memaparkan mengenai skor PPH yang merupakan indikator kualitas konsumsi pangan yang mengukur seberapa baik pola makan suatu wilayah atau penduduk memenuhi kriteria gizi seimbang, keberagaman, dan kecukupan gizi berdasarkan sembilan kelompok pangan utama yaitu Padi-padian, Umbi-umbian, Pangan hewani, Minyak dan lemak, Buah/biji berminyak, Kacang-kacangan, Gula, Sayur dan Buah dan kategori lainnya.
“Hasil skor PPH ini menggunakan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional atau Data Susenas yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik dengan hasil skor kita di 2023 dan 2024 adalah 92,6 dan 85,5 dari skor ideal 100, hal ini terjadi karena ada peningkatan di tiga kelompok pangan, juga penurunan di enam kelompok pangan serta beberapa kelompok yang masih dibawah standar konsumsi.”ujarnya.
Penurunan signifikan pada tahun 2024 terjadi di kategori sayur dan buah, di tahun 2023 konsumsi sayur dan buah meningkat karena masih dalam masa pasca pandemi covid yang membuat kesadaran akan kesehatan masyarakat sangat tinggi dibuktikan dengan konsumsi sayur dan buah yang meningkat.
Lebih lanjut beliau menambahkan, dari hasil skor PPH dilakukan analisis dengan membagi lima kelompok menurut tingkat pengeluaran konsumsi per-KK dengan rentang pengeluaran kelompok 1 s/d 5 batas bawah pengeluaran konsumsi 400 ribu hingga batas atas pengeluaran 21 juta rupiah. Survey dilakukan dalam tiga kategori yaitu berat konsumsi pangan,angka kecukupan energi dan konsumsi protein. dari hasil survei ditemukan masyarakat Sijunjung ditemukan bahwa kategori padi-padian paling tinggi di konsumsi, hal ini selaras dengan budaya masyarakat dalam konsumsi nasi.
Dengan pertemuan ini, diharapkan sinergitas seluruh OPD terkait dalam merumuskan strategi peningkatan kualitas konsumsi pangan masyarakat serta berkontribusi konkret dalam mewujudkan pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi, berimbang dan aman (B2SA) kedepannya. (Nadia)