Diskominfo Sijunjung – Pada Senin (4/7/2025), telah diadakan rapat monitoring mengenai tindak lanjut evaluasi geopark nasional di Kantor Bappeda Sijunjung. Rapat ini dihadiri oleh Bupati Sijunjung, Benny Dwifa Yuswir , Seluruh OPD Sijunjung, dan Pak Novijar Suwantri (Bodal) selaku tenaga ahli geologi lokal serta KPHL Kabupaten Sijunjung dan juga Unit III BKSDA Sumatera Barat.
Dalam arahannya, Bapak Bupati menghimbau agar setiap pihak wajib terlibat berkomitmen dan berperan aktif dalam Evaluasi geopark Ranah Minang Silokek menuju penilaian UNESCO Global Geopark (UGGp). Ditegaskan pula upaya setiap pihak melestarikan keunikan geologi dan budaya suatu daerah serta mendorong partisipasi masyarakat.
“Penilaian geopark ini bukan hanya pekerjaan dinas-dinas yang terkait saja tetapi ini adalah tema pembangunan Sijunjung di Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) adalah PR kita semua, diharapkan keseriusan bagi setiap pihak agar menciptakan persiapan yang matang dari teknis kita masing-masing” Ucapan lengkapnya dari Bapak Bupati Sijunjung.
Penilaian tindak lanjut evaluasi geopark nasional ini meliputi tindak lanjut verifikasi geopark yang telah dilakukan oleh KNGI dan juga bagaimana pembagian tugas dalam penyiapan data dossier dan annex UNESCO yang terdiri dari 7 kategori dan 400 lebih indikator. Penilaian paling lambat tanggal 30 September 2025 harus diserahkan ke Komite Nasional Geopark Indonesia (KNGI) .
Novijar Suwantri atau yang akrab disapa Bodal, seorang tenaga ahli geologi lokal yang telah mengawal Geopark Silokek sejak 2017, turut memberikan masukan. Ia menceritakan tantangan saat presentasi Geopark Silokek yang kala itu dianggap terlalu besar. Namun, berkat konsep yang matang, Geopark Silokek berhasil mencapai penilaian UNESCO, meski berada di urutan terakhir.
“Geopark Ranah Minang Silokek dipermasalahkan saat itu karena dianggap terlalu besar tetapi saya punya konsep yang mana dalam sejarahnya Silokek ini menjadi hal terakhir yang dipersentasikan karena kurangnya informasi untungnya dijelaskan oleh seorang teman yang mana akhirnya mencapai puncak penilaian UNESCO meski berada diurutan terakhir” ujarnya.
Rapat ditutup dengan harapan besar agar Sumatera Barat dapat menjadi perwakilan Indonesia di kancah internasional melalui Geopark Silokek. Para ahli geologi menekankan pentingnya kelengkapan dokumen agar bisa lolos penilaian. Mereka juga mengingatkan bahwa UNESCO tidak akan menoleransi kegagalan, karena hal tersebut dapat mengakibatkan Indonesia masuk daftar hitam (blacklist) untuk penilaian geopark di tahun-tahun berikutnya. (Annisa)