Jumat, April 19, 2024

Pengujung Ramadan Mengandung Keistimewaan

Muaro, MC. Sijunjung, – Sungguh sangat menyedikan dan memprihatinkan, semakin ke ujung masjid dan mushalla semakin krisis jemaah. Kaum muslimin dan muslimat banyak yang sibuk dengan urusan dunia, sehingga lalai mengerjakan ibadah Ramadan yang hanya ada sekali dalam setahun.

“Pada hal, di sepertiga Ramadan (10 hari yang masih tersisa), bila kita mengerjakan puasa dan ibadah lain dengan sungguh-sungguh dan penuh perhitungan, nasicaya akan diampuni dosa yang telah berlalu,” kata buya H. M. Rasyid, di Muaro Sijunjung, Kamis (23/5).

Disamping begitu besar keutamaannya bila diisi dengan ibadah yang penuh perhitungan, sepertiga pengujung Ramadhan juga mengandung keistimewaan yang nilainya sangat tinggi, yaitu   Lailatul Qadr.

Salah satu kemulian dan keagungan Ramadhan, adalah Lailatul Qadr. Allah SWT  dalam firman-Nya menjelaskan, “sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada Lailatul Qadr “(QS al-Qadr:1).

Secara harfiyah laila berarti malam. Sedangkan Qadr  berarti takaran, ukuran serta sesuatu yang bernilai dan sesuatu yang terbatas. Sebetulnya para ulama beragam dalam mengartikan dan menafsirkannya, kata buya.

Ada yang menyebutnya dengan malam kemuliaan, karena pada malam itu Allah SWT menurunkan kitab suci Al Quran yang merupakan sumber kemuliaan manusia, sesuai firman Allah SWT yang artinya “sesungguhnya telah kami turunkan kepada kamu sebuah kitab yang di dalamnya terdapat sebab-sebab kemuliaan bagi kamu. Maka apakah kamu tidak memahaminya?” (QS al-Anbiyaa:10).

Sebagian ulama juga mengartikan sebagai malam yang sangat bernilai. Sebab pada malam itu ketaatan manusia akan mendapat nilai yang tinggi dan pahala yang besar, yaitu senilai seribu bulan. Bila dihitung dengan kacamata bisnis, keuntungan yang diperoleh 300.000 persen (1.000 bulan x 30 hari x 10 kebaikan).

Selain itu Rasulullah SAW juga bersabdah, “barang siapa yang menghidupkan Lailatul Qadr dengan ibadah semata-mata karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu,” (HR Bukhari).

Keutamaan lain, Lailatul Qadr  adalah malam dimana para malaikat turun ke dunia untuk memberikan salam kepada hamba Allah yang taat beribadah. (QS al-Qadr:5).

Bila hadist-hadist Nabi Muhammad SAW disimpulkan, Lailatul Qadr terjadi setiap tahun pada Bulan Suci Ramadan, terutama pada sepuluh malam terakhir, lebih utamanya pada malam ganjil, yaitu 21, 23, 25, 27 dan malam ke-29. lebih utama lagi pada malam ke-27.

“Makanya, pada 10 Ramadhan yang masih tersisa, Nabi Muhammad SAW tidak pernah meninggalkan masjid. Rasulullah selalu iktikaf. Iktikaf artinya, merenung diri, dari mana asal kita, untuk apa kita hidup dan kemana kita akan kembali,” jelas M. Rasyid.

Namun sayang, justru di hari yang bernilai sangat tinggi ini sebagian kaum muslimin dan muslimat sibuk dengan urusan dunia, sehingga lalai beribadah. Lebih menyedihkan dan memprihatinkan, ada yang tidak sempat lagi mendirikan shalat berjemaah di masjid atau di mushalla, sebutnya. nas@sijunjung.go.id

Related Articles

- Kepala Daerah -spot_img

Latest Articles